Melihat keterkaitan antara Pengetahuan dan kebijaksanaan,Banyak orang memahami bahwa jika seseorang itu memiliki pengetahuan atau wawasan yang luas maka sudah pasti mampu berfikir bijaksana,ini sungguh disayangkan karena pada dasarnya itu tak mesti demikian. dalam pengertian yang lebih dalam, Pengetahuan adalah akumulasi atas fakta dan informasi sedangkan Kebijaksanaan adalah sintesis dari pengetahuan dan pengalaman yang kemudian menjadi wawasan yang memperdalam pemahaman seseorang terhadap hubungan dari sesuatu hal yang tampak bertentangan dan makna makna esensial dari kehidupan itu sendiri.

Anda bisa melihat perbedaan itu dalam kehidupan sehari hari terhadap orang orang yang pernah anda temui, dalam pengambaran yang umum, coba anda bedakan antara Seseorang yang bicara namun menjadi begitu membosankan bagi anda karna ia berbicara seakan akan ia adalah wikipedia yang hidup. namun beda ceritanya jika seseorang tersebut berbicara dan dari ceritanya tersebut anda tertarik untuk mendengarkanya, membuat anda menjadi tersenyum bahkan tertawa sekaligus mendapat pengetahuan yang langsung bisa anda aplikasikan dalam hidup anda,seperti membuat anda termotivasi,tercerahkan atau memupuk keyakinan dan rasa percaya diri anda.

Perbedaan ini sangat kontras terlihat, orang tipe pertama memberikan anda pengetahuan yang mentah dan anda dipaksa untuk menelannya sedangkan orang tipe kedua telah meramu pengetahuan yang ia miliki dalam suatu resep tertentu sehingga rasanya menjadi sedap, dan anda tertarik untuk terus memakannya. dari kedua tipe orang ini, jika anda memakanya mungkin memiliki nilai gizi yang sama,namun masalahnya terletak pada enak dan tidak enak.tentu saja, sayur mentah walaupun memiliki nilai gizi yang relatif sama dengan sayur masak, anda mungkin lebih memilih memakan sayur masak, bukan begitu? karana anda bukan kambing.

“Never mistake knowledge for wisdom. One helps you make a living; the other helps you make a life.” (Sandra Carey )

Lihatlah bagaimana setiap detik,setiap menit, setiap jam dan setiap hari hari di dunia,sejumlah besar pengetahuan di upload ke dalam yang namanya internet, internet yang dapat diakses semudah memainkan jati jari tangan,semua ada di ujung jari anda,Kehebatan dan kemajuan teknologi sehingga Banyak dari itu semua, melalui open source yang tersedia dengan biaya minim.namun adalah sesuatu yang tak ternilai harganya jika apa apa yang anda akses itu hanya anda simpan rapi di dalam memory otak anda. Jika dengan membaca semua pengetahuan yang ada,itu mebuat seakan akan dibombardir olehnya, itu juga tak akan berarti apa apa. Informasi yang terlalu banyak untuk mengingat dan datang dengan kecepatan cahaya (berkat teknologi).Kita tidak mungkin dapat mempertahankan semuanya,itu benar benar membuat otak kita menjadi overload!. Namun kita dapat mencari bimbingan dari orang-orang yang memiliki kekayaan hikmat karena mereka melihat konteksnya, relevansi, dan bagaimana dampaknya kepada kita. semisal Guru guru spiritual, sebenarnya itu lebih berdampak postitif pada perkembangan jiwa. ,ketenangan jiwa, kedamaian, bukankah itu yang sesungguhnya di cari oleh semua orang,bahkan seorang profesor ilmu pengetahuan sekalipun? Itu kembali lagi kepada individu masing masing.

“Wisdom is not a product of
schooling but of the lifelong attempt to acquire it.” (albert einstein)

Saya juga tahu banyak koq tentang orang dengan gelar pasca sarjana namun mereka justru sulit menemukan pekerjaan. Kenapa? Karena mereka “scholastically overqualified”,tau artinya? itu adalah orang yang hanya mengahafal semua pelajaran yang ia dapatkan karana yang terpenting baginya adalah bagaiamana mendapatkan nilai yang baik kemudian mendapatkan gelar denga itu,tapi tidak memilki kemamuan filosofis sama sekali,seperti sumur(dalam namun sempit) , hanya persepsi dan perspektif yang dibutuhkan di dunia,mondar-mandir dengan urusan kompetitif. Pada akhirnya Mereka tersesat dalam pengetahuan mereka dan terjebak pada penelitian penelitian tetapi tidak mengintegrasikan dan menggunakannya sebagaimana ia seharusnya diperlukan untuk bergerak ke depan.

Juga saya sudah melihat bagaimana orang orang  yang mengaku dirinya beragama,mengetahui banyak tau tentang agama,namun berperilaku tak lebih dari seekor binatang.kenapa? Jawabanya pun sama karna meraka hanya menerima pengetahuan tentang agama secara mentah mentah,menelan semuanya begitu saja,ketika gurunya salah maka salah jualah seluruh pengkutnya dengan pola pikir yang salah. Jadi ini juga berlaku bahkan pada wilayah agama sekalipun.

“comes, but wisdom lingers,” ( Lord Tennyson alfred)

intinya adalah, seseorang harus mampu memahami perbedaan ini,karna walau bagaimanapun pengetahuan sendiri hanyalah bahan mentah,pikiran adalah alatnya dan hasil itulah yang bisa jadi kebijaksanaan.